Fungsi Tawas dalam Penjernihan Air adalah Koagulasi Partikel Pengotor dalam Air Baku atau Air Limbah
Peran Tawas dalam Penjernihan Air oleh PDAM di Indonesia
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menyediakan air bersih dan aman kepada masyarakat. Salah satu metode yang umum digunakan oleh PDAM untuk menjernihkan air adalah dengan menggunakan tawas. Tawas memiliki peran yang penting dalam proses penjernihan air karena kemampuannya untuk mengkoagulasi pengotor terlarut dan meningkatkan kualitas air yang dihasilkan.
Proses Penjernihan Air dengan Tawas
Proses penjernihan air dengan tawas dimulai dengan penambahan tawas ke dalam air mentah yang telah dipompa dari sumber air. Tawas yang ditambahkan ke dalam air akan bereaksi dengan pengotor-pengotor terlarut seperti lumpur, tanah, dan zat organik lainnya yang mengotori air. Proses ini disebut dengan proses koagulasi, di mana tawas akan membentuk flok-flok yang akan mengendap di dasar tangki pengendapan.
Selama proses koagulasi, tawas akan menarik partikel-partikel kecil dalam air dan menggumpalkannya menjadi flok-flok yang lebih besar. Flok-flok ini kemudian akan mengendap di dasar tangki pengendapan atau dihilangkan melalui proses penyaringan selanjutnya. Setelah proses pengendapan selesai, air yang jernih akan dipompa ke dalam tangki penyimpanan dan siap untuk didistribusikan kepada konsumen.
Manfaat Tawas dalam Penjernihan Air
Penggunaan tawas dalam penjernihan air oleh PDAM memiliki beberapa manfaat yang signifikan, antara lain:
- Koagulasi Efektif: Tawas efektif dalam mengkoagulasi pengotor terlarut dalam air, sehingga membantu mengendapkan partikel-partikel tersebut dan meningkatkan kejernihan air yang dihasilkan.
- Peningkatan Kualitas Air: Dengan menghilangkan pengotor-pengotor terlarut, penggunaan tawas dapat meningkatkan kualitas air yang disediakan oleh PDAM kepada masyarakat. Air yang lebih jernih dan bersih akan mengurangi risiko terjadinya penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
- Efisiensi Proses: Proses penjernihan air dengan tawas relatif sederhana dan efisien, sehingga cocok untuk digunakan oleh PDAM dalam skala besar. Selain itu, biaya penggunaan tawas juga relatif rendah dibandingkan dengan metode penjernihan air lainnya.
Tantangan dalam Penggunaan Tawas
Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, penggunaan tawas dalam penjernihan air juga memiliki beberapa tantangan yang perlu dihadapi, antara lain:
- Pemilihan Dosis yang Tepat: Penting untuk menentukan dosis tawas yang tepat agar proses koagulasi berjalan efektif. Dosis yang terlalu rendah dapat mengurangi efisiensi penjernihan, sedangkan dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan residu tawas yang berlebihan dalam air.
- Monitoring Kualitas Air: PDAM perlu melakukan pemantauan dan pengujian secara teratur terhadap kualitas air yang dihasilkan untuk memastikan bahwa proses penjernihan dengan tawas berjalan dengan baik dan air yang disediakan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Dengan penggunaan yang tepat dan pengawasan yang baik, tawas tetap menjadi salah satu pilihan yang efektif untuk menjernihkan air oleh PDAM di Indonesia. Dalam upaya untuk menyediakan air bersih dan aman bagi masyarakat, PDAM terus melakukan inovasi dan peningkatan dalam proses penjernihan air, termasuk pengoptimalan penggunaan tawas sebagai agen koagulan utama.
Nama Lain untuk Tawas: Aluminium Sulfat
Tawas, yang memiliki nama kimia sesuai dengan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), dikenal sebagai aluminium sulfat. Nama kimia ini merujuk pada komposisi kimia dari senyawa tersebut, yang terdiri dari unsur aluminium (Al) dan sulfat (SO4). Senyawa aluminium sulfat memiliki struktur kimia yang penting dalam proses penjernihan air dan digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi industri.
Selain dikenal sebagai aluminium sulfat, tawas juga sering disebut dengan nama lain yaitu "alum". Istilah "alum" berasal dari bahasa Latin "alumen" yang berarti "pewarna putih" atau "pewarna terang", merujuk pada warna putih kristal yang umumnya dimiliki oleh tawas. Penggunaan istilah "alum" sering ditemui dalam literatur ilmiah dan praktik industri, serta dalam bahasa sehari-hari dalam berbagai budaya.
Peran Aluminium Sulfat dalam Penjernihan Air
Aluminium sulfat, atau yang lebih dikenal sebagai tawas, memiliki peran yang penting dalam proses penjernihan air. Sebagai koagulan, tawas membantu mengkoagulasi atau menggumpalkan partikel-partikel kecil yang terdapat dalam air, sehingga mempermudah pengendapan dan penyaringan partikel-partikel tersebut. Proses ini merupakan langkah awal dalam proses penjernihan air, di mana partikel-partikel pengotor terlarut diendapkan sehingga air menjadi lebih jernih dan bersih.
Penggunaan aluminium sulfat sebagai koagulan dalam penjernihan air telah menjadi praktik umum di banyak instalasi pengolahan air di seluruh dunia. Efektivitasnya dalam mengendapkan partikel-partikel pengotor dan meningkatkan kejernihan air membuatnya menjadi pilihan yang populer bagi PDAM dan industri pengolahan air lainnya.
Manfaat Penggunaan Aluminium Sulfat
Penggunaan aluminium sulfat atau tawas dalam penjernihan air memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Efektivitas Koagulasi: Aluminium sulfat efektif dalam mengkoagulasi partikel-partikel kecil dalam air, sehingga mempermudah proses pengendapan dan penyaringan selanjutnya.
- Penyediaan Air Bersih: Dengan menghilangkan pengotor-pengotor terlarut dalam air, penggunaan aluminium sulfat membantu dalam penyediaan air bersih dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
- Penyelarasan pH: Aluminium sulfat juga dapat digunakan untuk menyeimbangkan atau menaikkan pH air, tergantung pada kondisi awal air yang diolah.
Dengan manfaat-manfaat tersebut, penggunaan aluminium sulfat atau tawas dalam penjernihan air terus menjadi pilihan yang relevan dan efektif bagi PDAM, industri, dan instalasi pengolahan air lainnya. Namun, penting untuk menggunakan aluminium sulfat dengan bijak dan memperhatikan dosis yang tepat agar proses penjernihan air berjalan efektif dan aman bagi lingkungan.